Senin, 22 Juni 2015

Manusia Dan Keindahan



Ilmu Budaya Dasar
Manusia Dan Keindahan
Nama : Emirza Mahendra
NPM : 53414559
Kelas : 1IA17

Makna Keindahan
Manusia diciptakan sebagai mahkluk sosial yang sangat cinta akan keindahan. Keindahan disini bukan berarti keindahan secara fisik, tetapi juga keindahan dalam bertingkah laku. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi .

Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah  hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.
Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal. Renungan dan keindahan juga memiliki keterkaitan. Ketika seseorang ingin membuat ide-ide baru mengenai seni atau lainnya biasanya orang tersebut melakukan renungan untuk mendapatkan ide tersebut.
Berikut adalah beberapa teori untu menciptakan seni dengan renungan:
1.      Teori pengungkapan
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan  tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan  (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud  pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalamam estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
2.      Teori metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik  merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi.
3.      Teori psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori  seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya  berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah  pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan  keluar dari keinginan-keinginan itu.

Keserasian
Dalam diri manusia terdapat faktor kontemplasi dari ekstasi, oleh karena itu keindahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua manusia membutuhkan keindahan. Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah. Keserasian itu dikatakan indah karena cocok, sesuai, pantas, serta keterpaduan beberapa kualitas. Contohnya : kemampuan menata dekorasi dalam rumah, rias pengantin, cara berpakaian, ataupun taman dengan aneka warna bunga. Dalam penataan itu terdapat keterpaduan beberapa kualitas, yaitu ukuran, warna, tata letak, susunan, macam bahan dalam satu komposisi yang cocok, sesuai dan pantas. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa keserasian pada dasarnya adalah sejumlah kualitas yang terdapat pad suatu penataan. 
Keserasian itu sendiri adalah perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang. Terdapat 2 teori keserasian:
1.      Teori subjektif: ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tak ada
2.      Teori objektif: cirri-ciri yang mencipta nilai estetik

Makna Kehalusan
Kehalusan dalam bertingkah laku berhubungan dengan perbuatan lemah lembut, sopan santun, dan budi pekerti yang baik. Manusia yang tidak memiliki kehalusan dalam tingkah laku dapat membawa kearah hipokrit, munafik, tidak bertangung jawab, fiodal, kamuflase, berwatak plin plan, boros, tukang tipu dll. Dengan demikian sikap halus atau lembut  merupakan gambaran yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Sikap halus harus dimulai dari keluarga karna dari sinilah akan mampu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, hingga bisa mewujudkan ketentraman dan kesejahtraan. Jadi pada intinya kehalusan seseorang dalam bertingkah laku sangat menekankan pada kejujuran, kesetian, kesopan dan keramah tamahan
Bila dikaitkan dengan kehidupan bernegara seorang pejabat negara dan warga negaranya harus mempunyai kehalusan dalam melakukan hubungan, dengan kata lain harus saling menghormati. Tindakan pejabat publik yang mendahulukan kepentingan pribadi dan mengabaikan kepentingan masyarakat banyak sangat bertentangan dengan kehalusan, cinta kasih baik kepada negaranya maupun rakyatnya. Pejabat seperti ini mencerminkan bahwa mereka tidak beradab dan tidak berbudi.

Perbedaan keindahan subjektif & objektif
Ada dua teori tentang keindahan , yaitu yang bersifat subyektif dan obyektif.
1.      Keindahan subyektif ialah keindahan yang ada pada mata yang memandang
2.      Keindahan obyektif ialah menempatkan keindahan pada benda yang dilihat

Dari pandangan tersebut dapat di katakana bahwa estetika memiliki dua teori.
secara lebih sederhana teori estetika subyektif ialah menekankan pada penganalisaan seseorang. Maksudnya  Teori ini menyatakan bahwa nilai adalah sepenuhnya tergantung pada  pengalaman manusia mengenai nilai itu, sedangkan estetika obyektif merupakan  teori yang menekankan pada penganalisaan benda seni atau karya yang sudah ada. pada pokoknya berpendapat bahwa nilai-nilai merupakan unsur-unsur yang tersatupadukan, obyektif dan aktif dari realita metafisis.

Jika kembali pada pandangan klasik kuno  tentang seni dan keindahan maka pendapat para ahli kala itu sangat mendukung hubungan tersebut, diantaranya:
1.      Sortais menyatakan bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan sebagai sifat obyektif dari bentuk (l’esthetique et la science du beau)
2.      Lipps berpendapat bahwa keindahan ditentukan oleh keadaan perasaan subyektif atau pertimbangan selera (die kunst ist die geflissenlinche hervorbringung des schones).

Istilah dan pengertian keindahan tidak lagi mempunyai tempat yang terpenting dalam estetika karena sifatnya yang makna ganda untuk menyebut berbagai hal, bersifat longgar untuk di muati macam-macam ciri dan juga subjektif untuk menyatakan penilaian pribadi terhadap sesuatu yang kebetulan menyenangkan. Bahkan orang dapat menyebut serangkaian bunga yang sangat berwarna-warni sebagai hal yang indah dan suatu pemandangan alam yang tentang indah pula.
Orang juga dapat menilai sebagai indah sebuah patung yang bentuk-bentuknya setangkup. Sebuah lagu yang isinya selaras dan sebuah sajak yang isinya menggugah perasaan. Konsepsi yang bersifat demikian akan sangat sulit jika dijadikan dasar untuk menyusun suatu teori yang estetik.

Teori-teori yang dikemukakan Herbert Read adalah Teori Objektif dan teori subjektif.
1.      Teori Objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
2.      Teori Subjektif menyatakan bahwa ciri – ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.

Teori atau konsep Yunani lama cenderung kepada konsep objektif, dimana keindahan karya dapat dicapai apabila bagian-bagiannya dapat diatur secara harmonis berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.

Perbandingan sebagai acuan yang menetapkan standar keindahan karya, yang dapat menimbulkan perasaan puas untuk sementara waktu. Sementara itu konsep seni Herbert Read dan Santayana berpegang pada konsep modern yang beranggapan bahwa ”seni tidak selalu menyenangkan?” Ideal keindahan dapat bervariasi dan sangat tergantung kepada ideal dari tata nilai kehidupan. Keindahan adalah nilai (value)yang dibentuk cita rasa perasaan manusia yang bersifat subjektif, sebagai tangapan emosional terhadap kualitas bentuk suatu karya

Teori obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetika  adalah  (kwalita)  yang memang telah  melekat  pada  benda  indah  yangbersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan seseorang hanyalah menemukan  atau menyingkapkan  sifat-sifat  indah  yang sudah  ada  pada  sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk mengubahnya. Yang menjadi persoalan dalam teori ini ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau
dianggap bernilai estetis.

Faktor-faktor pendorong seseorang menciptakan keindahan
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1.       Tata niai yang telah using
Tata nilai yang ada dalam adat istiadatsudah tidak sesuai dengan kedaan sehingga dirasakan sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Hal inilah yang dianggap mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat sehingga dapat dikatakan sudah tak indah lagi. Oleh karena itulah manusia menciptakan nilai nilai keindahan baru yang bersifat menghargai dan mengankat martabat manusia.
2.    Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.kemerosotan moral dapat kita ketahui dari tingkah laku maupun perbuatan manusia yang sudah rusak terutama mengenai tentang kebutuhan seksual. Hal yang seperti inilah dapat dikatakan sudah tidak indah. Oleh karena itulah hal yang tidak indah semacam ini perlu dihilangkan dengan mengungkapkan protes lewat karya seni, contohny adalah sajak buatan WS rendra yang berjudul “Bersatulah Pelacur-Pelacur Jakarta”.
3.    Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu mederita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor dari dalam dirinya sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, tamak, tidak berhati-hati, dsb. Oleh karena itu, keadaan yang demikian sudah tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan. Karena nilai nilai manusia yang telah terabaikan dan sudah dapat dikatakan tidak indah lagi. Yang tidak indah seperti itu yang harus dihapuskan karena tidak bermanfaat bagi manusia.
4.    Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian kejadian alam yang pernah terjadi. Keindahan alam merupakan sesuatu yang mutlak ciptaan Tuhan dan tidak ada satupun makhluk yang dapat menciptakan hal yang serupa. Karena tidak dapat menciptakan hal serupa, oleh karena itulah manusia hanya bisa meniru keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Hal itulah juga yang menginspirasi Leonardo da Vinci yang menciptakan karya seni lukisan fenomenal Monalisa karena terinspirasi dari keindahan  makhluk ciptaan Tuhan.

Cerpen - Manusia dan Keindahan (Kisah Kasih Disekolah)
Cinta adalah rasa sayang dalam jiwa setiap manusia dan mempunyai arti yang begitu besar. Seseorang yang baru mengenal cinta mungkin merasa ada yang berubah dalam dirinya. Merubah cara penampilan, cara berpakaian, cara bicara, dan bisa lebih dewasa. Inilah yang aku rasakan saat mulai mengagumi seseorang, mungkin wajarlah masa-masa beranjak ABG. Ingin mengenal apa arti dari cinta yang sering biasa mereka baca atau mereka tonton di acara televisi. Hari pertama masuk sekolah. Setelah libur kenaikan kelas cukup lama, akhirnya kembali bersekolah seperti biasa. Aktivitas rutin yang wajib dilakukan dari pagi pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 siang. Selesai upacara bendera, aku mencari dimana ruang kelasku yang baru. Karena baru pernaikan kelas, semua siswa sibuk mencari ruang kelas mereka masing-masing. Setiap daftar nama yang ditempel di luar kelas dipenuhi siswa yang sibuk mencari kelas nya masing-masing. Aku baca satu persatu di setiap daftar. Naah, tercantum nama ku di salah satu ruang kelas yaitu kelas 2 IPA3. Aku pun memasuki ruang kelas baru ku yang begitu ramai. Banyak siswa dan siswi yang belum aku kenal, hanya sebagian siswa saja yang aku kenal di ruang kelas ku yang baru. Setelah beberapa hari di kelas baru semua siswa sudah saling mengenal dan akrab. Semua siswa bebagi cerita di ruang kelas ini. Saat aku di ruang kelas ini aku sebenarnya mengagumi seorang perempuan, aku baru mengenalnya beberapa hari yang lalu saat perkenal semua siswa. Dia cantik, smart, sopan, mudah bergaul dengan siapa saja dan dikenal dengan banyak siswa di sekolah. Karena belum kenal begitu akrab aku hanya tersenyum ketika berpas-pasan atau bertemu dengan dia, hanya sekedar menyapa. Aku masih malu jika bertemu dengan dia. Yaah, bertemu saja malu apalagi untuk berterus terang perasaan aku ini. Semenjak aku kenal dengan dia, aku sering memperhatikan nya. Terkadang aku malu karena ketika aku sedang memperhatikan nya tiba-tiba dia melihat ke arah ku. Malu sekali rasa nya, aku jadi salah tingkah. Aku pernah mengobrol sesekali dengan dia saat pulang sekolah. “Hai, kamu belum pulang? Lagi nungguin siapa?” kata aku. “Iya nih, aku lagi nungguin temen. Nanti aku mau berangkat les bareng.” jawab dia sambil tersenyum. “Aku minta nomer hp kamu donk, boleh?” sambil aku memberikan hp ku kepada dia. “Mmmmh.. boleh.” Sambil mengambil hp di gengagman ku. “Ya sudah, aku pulang duluan yaa. Makasih udah di kasih nomer kamu, kamu jangan bengong ya nungguin temen nya, nanti kesurupan lagi.” Aku beranjak pergi sambil menertawai nya. “Iya sama-sama.. huuuhh ada-ada saja kamu ini.” sambil tertawa juga. Aku pun pergi untuk pulang. Dalam hati aku bicara “ternyata dia orang nya bisa di ajak bercanda juga, mungkin aku bisa lebih dekat dengan dia kalau dia lagi sendiri sambil menunggu teman nya.” Sampai dirumah aku mengirim pesan dengan dia, tanpa terasa hingga larut malam aku berkomunikasi dengan dia melalui hp. Keesokan harinya seperti biasa, aku berangkat ke sekolah jam 07.00 pagi. Sesampai disekolah aku mencari dia, hanya sekedar melihat saja. Waktu pun berlalu, tanpa terasa aku sering berkomunikasi dengan dia. Aku hanya berpikir, kenapa aku bisa dekat dengan dia semenjak pertemuan pertama di sekolah. Aku pun memutuskan untuk berterus terang mengenai perasaan ku dengan dia. Besoknya saat jam istirahat aku menghampiri dia. “Kamu gak ke kantin?” tanya ku. “Gak, aku lagi males keluar kelas.” Jawab dia. “Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, jujur ya. Dari pertama kita satu kelas, aku suka sama kamu. Kita sering berbagi cerita lewat telepon. Kamu mau gak jadi pacar aku?” aku memandang dia dengan penuh harap. “Mmmhh.. ya aku juga punya perasaan yang sama kaya kamu. Coba yuk kita jalanin. Aku juga merasa nyaman bercerita banyak hal sama kamu.” Memandang ke arah ku juga sambil tersenyum. Akhirnya mereka saling berbagi cerita, cinta, dan kasih sayang. Tanpa disadari cinta bisa datang dimana pun dan kapan pun.

1 komentar: