Ilmu Budaya Dasar
Manusia Dan Kegelisahan
Nama : Emirza Mahendra
NPM : 53414559
Kelas : 1IA17
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasa. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut ymuknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertenty sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauuh kedeoan sambil mengeoalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain Kegelisahan merupakan salah satu ekspresu dari keemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupun ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseornng memngalami frustaasi karena ada yang dingainkannya tidak tercapai , Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektid) kecemasan neurotic dan kecemasan moril.
a. Kecemasan Objektif
Kecemasan tentang kenyataaan adalah suatu
pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bhaya dalam dunia luar
bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk
mencelakaakaknnya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi
takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di
lingkungannya. For ex jikaseorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka
dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi
membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam
sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film Forbidden Party, a.k.a
Invitation only.
b. Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang
bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga
macam. Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan
timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan id nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi
sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat
terjaid.
c. Kecemasaan Moril
Kecemasan moril sidebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan marah gelisah cinta dan rasa kurnag percaya diri.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang canntik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril.
Sebab Sebab orang Gelisah
Sebab sebab orang gelisah pada dasarnya adalah
karena takut kehilangan hak nya
Hal itu adalah akibat dari ancaman, ntah ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar.
Hal itu adalah akibat dari ancaman, ntah ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar.
Sumber-sumber
Kegelisahan
Dalam hidup, cemas atau
gelisah, adalah hal yang paling sering kita alami, tapi terkadang kita merasa
bingung mengapa kita mengalami hal itu. Sekarang ,mari kita cermati apa saja
yang membuat kita bisa cemas atau mengalami kegelisahan.
a.
Pertama, banyak hutang. Orang yang banyak hutang
ternyata banyak sekali berbohong. Terutama saat ditagih, terkadang ada saja
yamg tidak jujur-menyatakan tidak punya uang, padahal ada. Karena itu, agar
hidup kita bahagia, jangan coba-coba berhutang pada orang lain, baik materi
maupun jasa.
b.
Kedua, tidak jujur. Semakin kita tidak jujur, semakin
banyak berbohong, maka akan semakin banyak yang akan kita sembunyikan. Kalau
nurani pembohong semacam ini masih hidup, jelas rasa bersalah dan berdosanya
akan terus mengikuti. Maka dari itu, jadilah orang yang jujur, yang tampil apa
adanya, insya allah, hidup pun akan terasa ringan.
c.
Ketiga, banyak keinginan. Semakin kita banyak
keinginan (duniawi), maka semakin tertekan rasanya hidup ini. Berbahagialah
mereka yang sedikit keinginan dunianya dan banyak keinginan akhiratnya.
Tandanya, mereka selalu mensyukuri nikmat yang diterima dari-Nya.
d.
Keempat, ambisius. Kegigihan dan ambisi kita
terkadangmembuat kita terperosok kejurang kecemasan dan kegelisahan hidup.
Seakan-akan ada sesuatu yang ingin kita raih, namin apa yang ingin kita raih
itu tak lebih dari "asap", tak tergapai. Mengapa? karena kita tidak
menjadikan tujuan utamanya adalahsebagai jalan mendekat kepada-Nya.
e.
kelima, pendengki.mereka yang poendengki adalah mereka
yang akan gelisah hidupnya. Betapa tidak, melihat orang lain lebih baik
darinya, hatinya makin kesal. Melihat orang lain bertambah kaya, makin resah
perasaannyta. Padahal rumus untuk tidak menjadi pendengki semacam ini ialah,
terserah Allah, karena Dia tau apa yang terbaik bagi kita.
f.
keenam, orang yang sombong dan emosional. Orang yabg
sombong, kelakuannya selalu tempramental atau emosional, dia akan selalu
menjalani hidup dengan penuh kemarahan, sensitif dan mudah tersinggung.
Sebaliknya, orang yang tidak tempramental, bila berhadapan dengan suatu
masalah, pertama-tama akan ia serahkan kembali kepada Allah.
Bentuk-bentuk kegelisahan
Bentuk bentuk kegelisahan antara lain:
a)
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata
dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata
terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau
terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan
dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita
lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup
manusia. Sebagai bagian dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka
keterasingan pun memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak
pernah mengenal perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan
pernah mengalami keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya
berbeda-beda.
Contoh : Murni gadis lincah, bebas, dan
pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir mudik bergantian datang dan mengajak
pergi. Pada suatu hari tersiar berita ia mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia
tidak pernah menampakkan diri dan tak ada kawan yang hilir mudik datang
berkunjung dan mengajak pergi. Ia menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia
hidup dalam keterasingan.
Sebab – sebab keterasingan
Bila kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi
dengan kawan-kawannya, hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang
melanggar moral. Jadi, sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
Ø Perbuatan
yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, antara lain mencuri, bersikap angkuh
atau sombong.Sikap dan perbuatan seseorang tidaklah mesti sesuai dengan
aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang beragam seperti
masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini berkembang bisa diduga akan
timbul jarak antara orang satu dengan lainnya. Ketidaksesuaian ini bisa jadi
timbul lantaran seseorang menampakkan sikap dan perbuatan yang di mata orang
lain negatif seperti misalnya sombong, menganggap dirinya lebih tinggi,
angkuh, kaku, pemarah, dan semacamnya.Sikap yang sejenis dengan angkuh atau
sombong ialah sikap kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap seperti itu
menjauhkan kawan dan mendekatkan lawan. Orang segan berkawan dengan orang yang
bersikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin atau konflik fisik.
Ø Sikap rendah diri.
Sikap
rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap
atau merasa dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak
atau kurang mampu di hadapan orang lain. Sikap ini disebut juga sikap minder.
Jadi, bukan orang lain yang menganggap dirinya rendah, tetapi justru dirinya
sendiri, tetapi juga tidak baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan
antara lain kemungkinan cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah
pendidikannya, dan karena kesalahan perbuatannya.
a. Keterasingan karena cacat fisik
Cacat
fisik tidak perlu membuat hidup terasing karena itu adalah kehendak Tuhan.
Namun, seringkali manusia memiliki jalan pikiran yang berbeda. Erasa malu anak
atau cucunya cacat fisik, maka disingkirkannya anak tersebut dari pergaulan
ramai, hidup dalam keterasingan.
b. Keterasingan karena sosial-ekonomi
Ekonomi
kuat atau lemah adalah anugerah Tuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan
dan tidak boleh pula merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang minim.
Namun dalam kenyataan lain keadaannya, orang-orang yang tergolong lemah
ekonominya seringkali merasa rendah diri. Akibatnya orang-orang kaya sering
membanggakan kekayaannya, meskipun tanpa disengaja.
c. Keterasingan karena rendah pendidikan
Banyak
juga orang yang merasa rendah diri karena rendah pendidikannya dan tidak dapat
mengikuti jalan pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak
pengalaman.Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang
berpengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan diri karena merasa sulit
menempatkan diri. Ingin bertanya takut salah,juga takut ditanya, takut
jawabannya tidak benar. Akibatnya ia menjauhkan diri dari pergaulan.Akan
tetapi, orang seperti itu masih lebih baik dari pada mereka yang berlagak
pintar dan akhirnya menjadi bahan tertawaan.
Contoh :
Akil
yang merasa berpendidikan rendah, tidak mau bercakap-cakap dengan tamu dalam
pertemuan itu. Apalagi tamu-tamu itu sebentar-sebentar mempergunakan bahasa
asing yang belum pernah didengarkannya. Ia merasa makin takut meskipun
pakiannya tidak kalah dengan mereka karena pendidikan dan pengalamannya jauh
lebih rendah dari mereka. Karena itu ia menghindarkan diri dan menyendiri saja.
d. Keterasingan karena perbuatannya
Orang
terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit,
bila melihat orang, mukanya ditutupi. Itu semua akibat dari perbuatannya, yang
tidak bisa diterima oleh masyarakat lingkungannya. Banyak perbuatan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat.Contoh :
Selama
ini Tn. Adi terkenal sebagai orang terhormat. Semua penduduk di wilayahnya
mengenal siapa Tn. Adi, pegawai tinggi suatu instansi, ramah, dan dermawan.
Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa Tn. Adi tersangkut korupsi milyaran.
Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak pernah keluar, apalagi bergaul. Setiap
ada undangan tidak pernah datang. Ia mengurung diri di rumah, hidup dalam
keterasingan.
Ø Takut kehilangan hak.
Contoh
: Oyong mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang
orang dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak
kenal istilah musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan
menjauhinya, sehingga ia terasing dari pergaulan. Jadi,
bila kita renungkan, orang hidup dalam keterasingan karena takut kehilangan
haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa takut kehilangan hak nama baiknya. Ia
merasa lebih dari orang lain, sehingga bila ada orang yang melebihinya, ia
segera mengajaknya berkelahi.
Ø Kerinduan.
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa
kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan
terhadap suatu tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang yang
berada jauh dari keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap
keluarganya. Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang
bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi
kebutuhannya.
Usaha-usaha untuk mengatasi
keterasingan
Keterasingan biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh,
pemarah, kaku, rendah diri, atau karena perbuatan yang melanggar norma hukum.
Untuk mengatasi keterasingan ini diperlukan kesadaran yang tinggi. Orang
bersikap demikian karena menganggap semua yang mereka lakukan adalah benar. Lain
halnya dengan orang yang rendah diri. Orang yang mempunyai sifat ini biasanya
sadar akan kekurangannya. Untuk meningkatkan harga diri, ia harus banyak
belajar dan bergaul. Pergaulan itu dilakukan sedikit demi sedikit dan terus
meningkat, sehingga akhirnya menjadi biasa.
b)
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang,
tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak
pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal
sepi. Contoh :
1.
Setelah anaknya yang telah menikah
itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi merasa kesepian.
2.
Setelah tembakan gencar itu
berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orang-orang takut keluar, bahkan suara deru
mobil pun tak kedengaran.
3.
Karena pak Parman dan ibu Parman
kurang bergaul, ditambah keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan
anaknya sepi, tamu kurang sekali.
Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian
merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian ini
bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
· Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya
adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam
keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup
sendiri. Contoh : Pangeran Sidharta, putra raja
Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian, dan keindahan.
Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan diluar istana yang penuh
penderitaan, maka ia meninggalkan istana dan pergi ke hutan ke tempat yang
lebih sunyi untuk mencari hakikat hidup.
Bila kita perhatikan sepintas lalu mungkin keterasingan dan
kesepian hampir serupa, tetapi sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada
hubungannya. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat. Kesepian
merupakan akibat dari keterasingan dan keterasingan sebagai akibat sombong,
angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
Akibatnya, orang yang dijauhi itu hidup terasing, terpencil dari keramaian
hidup sehingga mereka merasa kesepian.
c)
Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak
menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan
kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat
konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh berbagai sebab,
yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan
adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya.
Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil
ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya
ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
· Sebab sebab
ketidakpastian
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental
menerangkan beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti.
Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran
atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya
selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia. Contoh
: Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir
olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin
menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal
terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh
: Orang yang takut terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak
sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian,
ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah
dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya
mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya,
dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental
kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu
menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain. Contoh
: Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari melihat
pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa
cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan
keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan
tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
· Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di
sekitarnya. Akibatnya, banyak orang menjauhinya.
· Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan
besar. Orang seperti ini biasanya gila hormat dan menganggap orang di
sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama
dengan delusi persekusi.
· Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan
berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium
tremens., hilangnya kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia
kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu
yang belum pernah dialami..
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti
para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan
sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat
dialami oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena
halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan
itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita
(penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan
rangsangan khayalan sendiri). Contoh : Atang
memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak minumnya sehingga
mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
7. Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh
emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami
gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan
darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan
melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau
berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat
berpikir dengan tenang dan baik.
Untuk
mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu mencari penyebabnya.
Andaikata telah diketahui penyebabnya, namun kekacauan pikiran tersebut tidak
hilang, penderita perlu diajak ke psikolog.
Contoh kasus :
Bayi yang sering menangis dan rewel,
pasti sangat meresahkan orang tuanya, apalagi jika itu buah hati pertama orang
tuanya. Pengalaman pertama punya bayi pasti sangat merepotkan, terutama bagi
mereka yang memelihara bayi tanpa supervising dari orang tuanya, dalam arti
kakek-nenek si bayi. Tapi, jangan takut, bukan kesalahan anda jika sang bayi
menangis terus, dan juga bukan kesalahan si mungil buah hati anda. Menangis,
bahkan sampai sangat serius frekuensinya, umum terjadi pada bayi. Bayi yang
tumbuh sehat serta cukup gizi sekalipun, akan tetap menangis. Justru menangis
adalah tanda bahwa bayi anda sehat, asal dalam batas-batas tertentu.
Kecemasan yang timbul akibat
penyesuaian diri dengan lingkungan mempunyai anak baru . Kecemasan ini timbul karena orang itu takut
bahwa anaknya terjadi apa-apa (sakit). Karena tidak mempunyai pengalaman
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar