BAHASA INDONESIA 2
KARANGAN ILMIAH
NON-ILMIAH DAN
TIDAK ILMIAH
Disusun oleh:
Kelompok 3 [2IA01]
CHRISCEL
NOVIAN 52414375
EMIRZA MAHENDRA 53414559
FUAD AJI PRATOMO 54414397
INDRA ARIANGGI S 55414290
RIZKA YULIA SUKMA 59414595
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang akan mengulas materi mengenai
Karangan Ilmiah, Non-ilmiah, dan Tidak
Ilmiah. Makalah ini merupakan salah satu wujud tugas dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia 2 yang terdapat pada semester 4 jurusan Teknik Informatika di
Universitas Gunadarma.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ariyanto selaku dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia 2 dikelas 2IA01. Kami sebagai penyusun makalah ini juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
sehingga dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan.
Pada
akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami selaku penyusun
mengharapkan kritik dan saran positif yang bersifat membangun mengenai materi
dan cara penyajian yang disajikan dalam makalah ini guna memperbaiki mutu
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk
kita semua. Amin.
Depok,
20 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................... ii
Daftar isi...................................................................................................... iii
Bab I: Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3.
Tujuan Penulisan............................................................................. 2
1.4.
Manfaat Penulisan........................................................................... 2
Bab II: Landasan
Teori
2.1.
Pengertian
Karangan........................................................................ 3
2.2.
Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan............................................... 3
2.3. Ciri-Ciri Karangan
Ilmiah................................................................ 4
2.4.
Ciri-Ciri Karangan Non-Ilmiah........................................................ 5
2.5. Ciri-Ciri Karangan
Ilmiah Populer................................................... 5
Bab III:
Pembahasan................................................................................... 7
Bab IV: Penutup.......................................................................................... 23
4.1. Kesimpulan.................................................................................... 23
4.2.
Saran.............................................................................................. 23
Daftar Pusataka.......................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
umumnya karangan dipandang sebagai suatu perbuatan atau kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca
berdasarkan teks yang telah dihasilkan. Suatu karangan terdiri dari beberapa
kalimat yang kemudian disusun menjadi suatu
kesatuan yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga dapat
terbentuk suatu karangan. Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan perasaan
pengarang dalam satu kesatuan yang utuh.
Karangan
dapat dibedakan menjadi karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan
ilmiah populer. Karangan ilmiah ialah karangan yang menyajikan fakta umum yang
sifatnya obyektif mengenai suatu hal yang ditulis menurut prosedur ilmiah.
Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi, yang
sifatnya subyektif mengenai suatu hal, yang datanya diperoleh sesuka hati tanpa
melalui prosedur ilmiah, dan penulisannya tidak memenuhi ciri-ciri karangan
ilmiah.
Pada
intinya baik itu karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan ilmiah
populer dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri
tertentu. Lalu bagaimana cara membedakan satu sama lainnya akan dijelaskan
dalam makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa permasalahan yang bisa diangkat:
1.
Apakah yang dimaksud dengan karangan?
2.
Apa sajakah macam, sifat, dan bentuk karangan?
3.
Apa sajakah ciri-ciri dari karangan ilmiah, non-ilmiah,
dan ilmiah populer?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui macam, sifat, dan ciri-ciri karangan.
1.4
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1.
Mahasiswa dapat
memahami tentang macam, sifat, dan ciri-ciri karangan.
2.
Mahasiswa dapat
mengaplikasikannya dalam pembuatan sebuah karangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Karangan
Pada
umumnya, karangan dipandang sebagai suatu perbuatan atau kegiatan komunikatif
antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang telah dihasilkan (Ahmadi,
1988: 20). Selain itu, karangan menurut Gie (1995: 17) memiliki pengertian
hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan
dimengerti oleh pembaca.
Karangan
merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam
tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat. Karangan
terdiri dari paragraf-paragraf yang mencerminkan kesatuan makna yang utuh, masing-masing dari
paragraf tersebut berisi pikiran
utama dan diikuti
oleh pikiran-pikiran penjelas.
Sebuah paragraf belum tentu
dapat berwujud keseluruhan
karangan. Namun, sebuah paragraf sudah
bisa memberikan suatu
informasi kepada pembaca
karena ada kalanya suatu
karangan hanya berisi
satu paragraf saja sehingga
dalam karangan tersebut hanya berisi
satu pikiran pokok.
2.2
Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
Macam-macam karangan dibedakan
berdasarkan subjeknya, ada tiga macam karangan:
1.
Karangan ilmu pengetahuan alam kodrat.
2.
Karangan kesastraan dan ilmu pengetahuan humaniora.
3.
Karangan lain-lain.
Sifatnya yang dimiliki sebuah karangan
ilmu pengetahuan, membedakannya lagi menjadi:
1.
Karangan ilmiah.
2.
Karangan non-ilmiah.
3.
Karangan tidak ilmiah
Bentuk karangan didasarkan pada
dua hal, pertama berdasarkan pada subjek atau pokok bahasannya, karangan dapat
berbentuk sebagai buku ilmu pengetahuan, makalah, jurnal, naskah seminar,
laporan, tesis, disertasi, dan skripsi. Topiknya termasuk bidang ekonomi,
sastra, budaya, politik, kimia alam, sejarah, dan sebagainya. Kemudian yang
kedua berdasarkan cara-cara penuturannya, maka karangan ada tiga macam, yaitu
karangan asli, karangan alih bahasa, dan karangan saduran.
2.3
Ciri-ciri Karangan Ilmiah
Secara ringkas ciri-ciri karangan ilmiah adalah sebagai
berikut :
1. Menyajikan fakta objektif secara sistematis.
2. Cermat, tepat, dan benar.
3. Netral, tidak mengejar keuntungan pribadi. Motivasi penulis
hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu. Penulis yang ilmiah tidak ambisius
dan tidak berprasangka.
4. Tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan.
5. Ditulis secara tulus, dan memuat hanya kebenaran. Tidak
memancing pentanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.
6. Menggunakan bahasa yang resmi.
7. Tidak argumentatif.
8.
Tidak
persuasif.
2.4
Ciri-ciri Karangan Non-Ilmiah
Ciri-ciri
karangan non-ilmiah secara rinci dan ringkas dapat dijelaskan seperti berikut:
1. Ditulis
berdasarkan fakta pribadi.
2. Fakta
yang disimpulkan subyektif.
3. Gaya
bahasa konotatif dan popular.
4. Tidak
memuat hipotesis.
5. Penyajian
dibarengi dengan sejarah.
6. Bersifat
imajinatif.
7. Situasi
didramatisir.
8. Bersifat
persuasif.
9. Tanpa
dukungan bukti.
2.5
Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer
Ciri
karangan ilmiah popular secara ringkas seperti berikut:
1. Menyajikan
fakta objektif secara sistematis.
2. Menggunakan
kata-kata sederhana.
3. Gaya
bahasanya tidak selalu formal,
dan bahasanya sendiri selalu ‘personal’ dan aktif objektif.
4. Pernyataan-pernyataan
mudah dimengerti.
5. Karangan
pengetahuan populer tidak memuat hipotesis.
6. Tidak
memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada meragukan.
7. Penyajian
fakta objektif.
8. Judul
karangan pengetahuan populer informatif.
9. Penjelasan
tentang sesuatu situasi didramatisasikan melalui suatu cerita
10. Penulis
selalu menghimbau perasaan pembacanya agar pembacanya seolah-olah melihat atau
mengalami sendiri situasi yang ditulisnya.
BAB III
PEMBAHASAN
Karangan
adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan atau buah
pikirannya melalui bahasa tulisan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang
lain yang membacanya.
Dalam
istilah “Karangan atau Karya Tulis” tersirat penulisan hasil observasi, baik
hasil penelitian fisik, maupun hasil tinjauan pustaka, atau hasil imaginasi.
Hasil observasi yang kemudian disimpulkan itu, sebagian besar adalah berupa
pengetahuan alam yang konkret, yaitu pengetahuan di luar batin kita tentang
fisik dunia kita ini, yaitu tentang segala apa yang kita lihat, dengar, raba, rasa,
dan cium.
Menulis karangan adalah menulis
usulan-usulan yang benar dan berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, atau
kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan. Dalam
karangan itu yang dimaksud dengan ‘pernyataan’ adalah pemakluman sesuatu hal
yang disertai keterangan dan penjelasan secukupnya, sehingga memperlihatkan
tentang kebenaran fakta yang mendasari pernyataan tersebut.
Menurut
Jones (1960) karangan ilmu pengetahuan itu dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu karangan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah (selanjutnya
disingkat sebagai karangan ilmiah) dan karangan ilmu pengetahuan yang bersifat
non-ilmiah (selanjutnya disingkat sebagai karangan non-ilmiah). Penggolongan
ini berdasar atas sifat fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu fakta
umum atau fakta pribadi. Selain itu, karangan ilmu pengetahuan disebut ilmiah
atau tidak ilmiah tergantung pada cara penulisannya. Apabila karangan ilmu pengetahuan, baik yang menyajikan fakta umum
maupun yang menyajikan fakta pribadi itu ditulis tidak berdasarkan metodologi
penulisan yang baik dan benar, maka karangan ilmu pengetahuan itu disebut
karangan non-ilmiah.
Macam Karangan
Menurut
subjeknya karangan itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Karangan Ilmu Pengetahuan Alam Kodrat
Isi
karangan ilmu pengetahuan alam kodrat itu membicarakan sesuatu hal dalam bidang
pengetahuan dari dunia fisik kita ini, baik yang bersifat alamiah rendah yaitu
yang menyangkut kehidupan kita sehari-hari maupun yang bersifat ilmiah tinggi
yaitu dalam pengetahuan teknik khusus. Karangan pengetahuan alam kodrat yang
sengaja ditujukan kepada masyarakat umum, tetapi tetap bersifat ilmiah, yang
membicarakan tentang hal-hal mengenai kehidupan sehari-hari biasa disebut
karangan pengetahuan popular atau karangan ilmiah populer.
Karangan
pengetahuan alam kodrat itu membicarakan segala hal konkret, ditulis
berdasarkan fakta umum, yaitu tentang dunia fisik yang dapat kita lihat, raba,
rasa, dan cium. Karangan-karangan itu berfungsi terutama sebagai
pemberi-tahuan.
2.
Karangan Kesastraan dan Ilmu Pengetahuan
Humaniora
Karangan
dimaksudkan untuk menyentuh perasaan dan menggerakkan emosi , yaitu lebih
banyak ditujukan kepada hati ketimbang pikiran. Jadi dalam karangan kesastraan
itu selalu ada unsur penggerak emosi. Oleh karena karangan kesastraan itu
terutama dimaksudkan untuk menggerakkan emosi pembacanya, maka karangan
kesastraan itu termasuk karangan yang bersifsat non-ilmiah.
Disamping
karangan tentang alam kodrat dan karangan kesastraan ada pula karangan yang
membicarakan pengetahuan tentang fakta yang ada dalam batin atau jiwa orang
yang disebut fakta pribadi. Fakta pribadi itu sifatnya abstrak, yaitu tentang
segala apa yang dipikirkan oleh seseorang. Fakta yang dikemukakan dalam
karangan semacam ini tidak dapat diperiksa benar tidaknya. Karangan demikian
itu sering ditemukan dalam ilmu-ilmu humaniora (psikologi, ilmu pendidikan, dan
sebagainya), dan digolongkan karangan yang bersifat non-ilmiah.
3.
Karangan Lain-Lain
Karangan
yang berisi antara lain tentang ramalan, perdukunan, rahasia alam, kekuatan
gaib seperti tenaga dalam, dan lain-lain peristiwa yang aneh-aneh yang memusingkan
kepala serta tidak dapat dimengerti oleh orang-orang biasa. Karangan-karangan
tersebut ditulis oleh orang-orang paranormal yang sebagian menyangkut bidang
para-psikologi. Karangan-karangan tersebut mungkin dapat disebut
karangan-karangan ilmu gaib.
Sifat Karangan Ilmu Pengetahuan
Menurut sifatnya karangan ilmu pengetahuan
dapat dibedakan menjadi dua :
1.
Karangan Ilmiah
Seperti
yang dikemukakan sebelumnya, yang dimaksud dengan karangan ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Karangan ilmiah selalu ditulis dengan
bahasa yang kongkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung
dengan fakta umum yang dapat dibuktikan
benar-tidaknya.
Istilah
‘populer’ dalam karangan ilmiah
populer biasanya dipakai dalam karangan yang ditujukan untuk masyarakat umum. Bahan
pembicaraan dalam karangan ilmiah
populer itu biasanya berupa hal-hal tentang kehidupan sehari-hari, dan bukan
hal-hal yang bersifat imiah tinggi.
2.
Karangan Non-Ilmiah
Yang
dimaksud dengan karangan non-ilmiah ialah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar.
Karangan
non-ilmiah itu ditulis berdasar fakta pribadi, yaitu fakta yang ada pada diri
seseorang, misalnya fakta yang disimpulkan dari data hasil kuesioner atau data
hasil wawancara, dan sebagainya. Fakta-fakta itu sifatnya subjektif, berupa
sesuatu yang dipikirkan responden atau penyimpul data. Oleh karena itu karangan
pengetahuan yang ditulis berdasar kuesioner atau hasil tes-tes lainnya (dalam
pendidikan) adalah karangan yang bersifat non-ilmiah, walaupun subjeknya ilmu
pengetahuan dan metode pengumpulan data direncanakan secara ilmiah, serta
diproses menurut statistika.
3.
Karangan Tidak Ilmiah
Karangan
ilmu pengetahuan mungkin saja disebut tidak ilmiah. Karangan yang menyajikan
fakta umum akan tetapi datanya diperoleh tidak melalui prosedur yang ilmiah,
dan penulisannya tidak memenuhi ciri-ciri karangan ilmiah disebut karangan yang
tidak ilmiah. Fakta yang disajikan berdasar data yang diperoleh tidak melalui
prosedur ilmiah, sehingga validitas data diragukan. Dalam bidang kesastraan dan
humaniora, baik fiksi maupun non-fiksi, dapat juga ditemukan karangan yang
tidak ilmiah karena metode penulisannya tidak memenuhi persyaratan ilmiah.
Bentuk Karangan
Bentuk-bentuk karangan dapat dikelompokkan
berdasarkan dua hal, pertama berdasarkan subjeknya atau topik pembicaraannya dan berdasarkan
cara-cara penturannya.
Berdasarkan subjek atau topik pembicaraannya
karangan itu dapat berbentuk sebagai buku tentang suatu ilmu yang juga disebut
buku ilmu pengetahuan, atau sebagai makalah (artikel) dan diterbitkan dalam
berkala (jurnal), atau sebagai naskah untuk seminar, atau sebagai laporan, atau
sebagai tesis, disertasi, dan skripsi. Topiknya termasuk bidang ekonomi,
sastra, budaya, politik, kimia, matematika, alam, sejarah, dan sebagainya.
Berdasarkan
cara-cara penuturanya, maka bentuk karangan dibedakan menjadi tiga macam :
1.
Karangan Asli
Karangan
asli dapat ditulis dengan bahasa ibu atau bahasa lain berdasar fakta yang telah
diuji kebenarannya. Cara penuturan dan gaya bahasanya mencerminkan jiwa dan
kepribadian penulisnya. Gagasan-gagasan atau pendapatnya adalah asli, atau
sebagian kecil saja yang diambil dari acuan. Karangan asli itu tidak ada duanya,
dalam hal bentuk dan cara penuturannya, baik sebagian atau keseluruhan.
2.
Alih
Bahasa atau Terjemahan.
Sebuah karangan dapat berbentuk suatu alih bahasa, yaitu
alih bahasa dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Mengalih-bahasakan atau
sering disebut menerjemahkan itu ada beberapa bentuk :
a.
Terjemahan
kulit
Terjemahan kata demi kata, sifatnya dekat dengan aslinya
tetapi maknanya menjadi samar-samar. Contohnya dari bahasa Inggris gone with the wind, yang harusnya
bermakna hilang tiada bekas namun jika
diterjemahkan kata demi kata menjadi pergi
dengan angin.
b.
Terjemahan
isi
Kata atau ungkapan diterjemahkan secara seimbang dalam
hubungan yang wajar menurut struktur dan kaidah bahasa yang lain. Contohnya for your eyes only diterjemahkan hanya matamu yang melihatnya atau engkaulah saksinya.
c.
Terjemahan
bebas
Tidak terikat pada kata demi kata, tetapi makna atau isi
umumnya dialihkan ke bahasa lain dengan cara penuturan bebas. Bentuk dan
gagasan sama, sifatnya agak jauh dari aslinya, makna jelas, kadang-kadang ada
pendapat yang berbeda dari aslinya.
3.
Saduran
Menyadur ialah mengubah suatu karangan dari bahasa yang
satu ke bahasa yang lain atau dalam bahasa yang sama. Saduran itu berbeda dari
terjemahan. Dalam karangan saduran jelas nampak cara penuturan yang berbeda,
bentuk berbeda, gagasan-gagasan sama, kejelasan makna tergantung kemampuan
penyadur. Saduran berbeda dengan karangan aslinya.
Karangan
Ilmiah
Karangan ilmiah adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas
suatu masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan
data yang didapat dari suatu penelitian, baik
penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka dan dalam
memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang
dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan
empiris.
Fakta yang disajikan dalam karangan ilmiah itu adalah
fakta umum, yaitu fakta yang dapat dibuktikan benar tidaknya. Tidak
semua fakta umum itu bersifat ilmiah, namun dapat
dipakai untuk bahan dasar penulisan ilmiah. Contoh fakta umum yang tidak
bersifat ilmiah adalah :
1.
Kursi-kursi di dalam ruang sidang itu diatur berderet lima-lima.
2.
Sehelai daun manga jatuh di depan rumah saya.
Kebenaran fakta
itu dapat dibuktikan oleh siapapun, tetapi fakta-fakta itu tidak dapat dipakai
untuk mendasari penyusunan suatu pernyataan atau kesimpulan. Contoh-contoh
fakta umum yang bersifat ilmiah adalah :
1.
Setetes air itu terdiri dari sejumlah molekul air yang
tiap molekul terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom aksigen.
2.
Bengawan Solo bermata-air di Pegunungan Seribu dan
bermuara di Laut Jawa.
Dengan menggunakan fakta-fakta umum bernilai ilmiah
dapat disusun pernyataan ilmiah. Contoh: Jumlah
sudut sebuah segitiga itu adalah 180 derajat. Dengan dasar pengetahuan itu
kita dapat membuat pernyataan bahwa: Jumlah
sudut-sudut suatu segitiga adalah sama dengan jumlah dua sudut siku-siku.
Karangan
ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri yang dapat membedakannya dengan karangan
non-ilmiah. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan
fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada
situasi spesifik
2. Penulisnya
cermat, tepat, dan benar, serta tulus. Tidak memuat terkaan.
Pernyataan-pernyataan tulus tanpa mengingat efeknya.
3. Tidak
mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak
padanya. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu. Penulis
yang ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka.
4. Karangan
yang ilmiah itu sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis terkendali,
secara konseptual dan prosedural.
5. Karangan
ilmiah itu tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan. Karangan ilmiah menyajikan
sebab-musabab dan pengertian. Kata-katanya mudah diidentifikasi. Alasan-alasan
yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu
tinggi, dan bukan ajakan.
6. Tidak
memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis kerja.
7. Ditulis
secara tulus, dan memuat hanya kebenaran. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan
yang bernada keraguan.
8. Karangan
yang ilmiah itu tidak argumentif. Karangan yang ilmiah itu mungkin mencapai
kesimpulan, tetapi penulisnya membiarkan fakta berbicara sendiri.
9. Karangan
yang ilmiah itu tidak persuasif, yang dikemukakan fakta dan aplikasi hukum alam
kepada problem spesifik, mengemukakan keyakinan itu sukar, tetapi keyakinan itu
sendiri tidak ilmiah. Tujuan karangan yang ilmiah itu benar untuk mendorong
pembaca merubah pendapat, tetapi tidak melalui ajakan, argumentasi, sanggahan
dan protes, tetapi membiarkan fakta berbicara sendiri.
10. Karangan
yang ilmiah itu tidak melebih-lebihkan sesuatu. Dalam karangan yang ilmiah
hanya disajikan kebenaran fakta, oleh sebab itu memutar-balikkan fakta akan
menghancurkan tujuan penulisan karangan ilmiah. Melebih-lebihkan sesuatu itu
umumnya disebabkan oleh motif mementingkan diri sendiri.
Selain memiliki ciri-ciri seperti yang telah dikemukakan
diatas, sebuah karangan ilmiah memiliki sifat-sifat tertentu, dan berdasarkan
sifatnya karangan ilmiah ada empat macam :
1.
Non-teknis
konkret
Ciri-ciri karangan non-teknis konkret adalah sebagai
berikut: informatif, bernada populer tanpa definisi-definisi istilah yang
spesifik, topiknya spesifik dan konkret, tanpa ajakan emosional dan imaginatif,
bahasa figuratif hanya dipakai untuk menghangatkan masalah, tersusun sistematis
dan ditujukan kepada pembaca dengan pengetahuan ilmiah dasar.
2.
Teknis
umum
Ciri-ciri karangan ilmiah teknis umum adalah sebagai
berikut: informatif, kata-kata istilah teknis tanpa definisi, tidak mengejar
keuntungan pribadi, tidak memuat penilaian tetapi meletakkan masalah secara
umum, bersifat konkret, susunan dan nada normal, tidak ada ajakan emosional,
ditujukan kepada pembaca berpengetahuan teknis.
3.
Abstrak
formal
Ciri-ciri karangan ilmiah abstrak formal adalah sebagai
berikut : rangkuman umum, informatif, non-teknis, tidak mengejar keuntungan
pribadi, menyertakan informasi tentang pendapat-pendapat orang lain tetapi
tanpa dukungan bukti, nada dan bahasanya formal, tidak ada ajakan emosional,
isinya populer, dan istilah-istilah yang dipakai juga populer.
4.
Spesifik
historis
Ciri-ciri karangan ilmiah spesifik historis adalah
sebagai berikut: informatif, berdasar sumber sejarah, tanpa ajakan emosional,
tidak mengejar keuntungan pribadi, tidak memuat penilaian, konkret dan
spesifik, semi-teknis, bahasa dan susunannya diatur secara formal. Karena
ciri-ciri inilah karangan sejarah yang ilmiah tidak termasuk karangan
kesastraan.
Bentuk karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan
penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis karangan ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Prosedur Karangan Ilmiah:
1.
Menetapkan
masalah dan menentukan tempat obsevasi.
2.
Menyusun
hipotesis.
3.
Menyusun
rencana kerja/penelitian di lapangan.
4.
Melaksanakan
pengamatan dan pengumpulan data di lapangan.
5.
Menganalisis
dan menginterpretasikan data.
6.
Merumuskan
simpulan dan atau teori.
7.
Melaporkan
hasilnya.
Langkah-langkah Penyusunan Karangan Ilmiah:
Dalam penyusunan
karangan sebaiknya dimulai dengan tahap persiapan, tahap pengumpulan data,
tahap pengolahan data, dan tahap menarik kesimpulan.
1.
Tahap
Persiapan
Dalam tahap ini dilakukan:
a.
Menentukan
pokok permasalahan/pemilihan topik.
(1)
Topik
menarik perhatian penulis
(2)
Topik
singkat, tepat, dan jelas
(3)
Umum
namun spesifik
b.
Menentukan
judul.
(1)
Menarik
perhatian pembaca
(2)
Sesuai
dengan topik
(3)
Mencerminkan
keseluruhan tulisan
c.
Membuat
kerangka karangan.
Kerangka karangan merupakan rumusan tentang hal-hal yang
akan disajikan. Rumusan ini hendaknya disusun seara sistematis sehingga
bermanfaat bagi pembaca:
(1)
Sebagai
pedoman kerja
(2)
Penuntun
dalam mengerahkan tulisan menjadi sistematis
(3)
Alat
penyimpanan gagasan/ide
2.
Tahapan
Pengumpulan Data
Pada tahap ini semua bahan yang akan dilaporkan,
dikumpulkan untuk diolah dan disusun lebih lanjut melalui:
a.
Studi
pustaka
b.
Studi
lapangan
c.
Observasi
atau pengamatan
d.
Angket
atau kuesioner
e.
Wawancara
3.
Tahapan
Pengolahan Data
Setelah bahan-bahan terkumpul dan memadai, bahan-bahan
diolah dengan cara mengklasifikasikan ke dalam kelompok tertentu kemudian
dianalisis untuk disusun lebih lanjut. Pengelompokan didasarkan pada ciri
kesamaan antara bahan yang satu dengan bahan yang lain.
4.
Tahap
Penyuntingan
Pada tahap ini konsep yang telah disusun, diperiksa kembali
untuk mencek apakah masih ada susunan yang belum tepat, bahasa yang belum
benar, kata-kata yang belum lengkap. Setelah dipieriksa dan disusun kembali,
tulisan ini diketik lagi secara rapi kemudian dijilid.
Jenis Karangan Ilmiah
1.
Laporan
Laporan adalah tulisan ilmiah yang berisikan suatu pokok
bahasan yang sesuai dengan hal yang ditugaskan kepadanya (pelapor).
2.
Skripsi
Skripsi adalah tulisan ilmiah yang wajib ditulis oleh
mahasiwa program studi strata satu (S1) sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan
untuk memperoleh gear yang setaraf dengan tingkat sarjana (Drs., Ir., S.H.,
dll).
3.
Tesis
Tesis adalah tulisan ilmiah yang wajib ditulis oleh
mahasiswa program studi strata dua (S2) sebagai syarat untuk menyelesaikan
pendidikan untuk memperoleh gelar
setaraf dengan gelar pascasarjana (M.Pd., M.S., M.B.A., M.A,).
4.
Disertasi
Disertasi adalah tulisan ilmiah yang wajib ditulis oleh
mahasiswa program studi strata tiga (S3) sebagai syarat untuk memperoleh gelar
yang setaraf dengan doktora;(Dr., Ph.D., dll)
Karangan Non-Ilmiah
Karangan pengetahuan non-ilmiah ditulis berdasarkan
fakta pribadi. Yang dimaksud dengan fakta pribadi disini adalah fakta yang ada
pada diri seseorang, atau yang ada dalam batin seseorang, sifatnya subjektif,
berupa sesuatu yang dipikirkan. Contoh : ketika seseorang mewawancarai seorang
responden dalam pengumpulan data, maka jawaban yang diberikan oleh responden
itu sifatnya subjektif, karena data diperoleh dengan observasi yang sifatnya
subjektif. Oleh karena itu karangan yang menyajikan data atau
kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari data yang dikumpulkan melalui
tanya-jawab (kuesioner) itu bersifat non-ilmiah, sekalipun data itu diolah
menurut statistika. Karangan kesastraan termasuk juga karangan non-ilmiah.
Pernyataan-pernyataan berikut ini adalah
pernyataan-pernyataan non-ilmiah :
1.
Hulu sungai Brantas mengalir melalui perkebunan yang
indah.
2.
Segitiga itu kurang indah disbanding dengan lingkaran.
3.
Drumband Akabri itu lebih baik daripada drumband
Gadjah Mada.
Dari
pernyataan-pernyataan tersebut, pernyataan kedua dan ketiga adalah suatu
pendapat, dan pernyataan terakhir adalah suatu penilaian. Semuanya berdasarkan
fakta yang ada dalam batin seseorang, dan karenanya tidak dapat diperiksa benar
tidaknya. Semua pernyataan itu adalah non-ilmiah.
Karangan
kesastraan bersifat non-ilmiah, termasuk juga semua karangan fiksi yang
tersohor. Sebab karangan tersebut untuk hiburan atau suatu apresiasi kehidupan.
Karangan lain yang termasuk karangan kesastraan adalah biografi, novel, puisi,
dan drama.
Ciri-ciri
karangan non-ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Menyajikan
fakta pribadi yang sifatnya subjektif. Karangan ilmu pengetahuan yang
non-ilmiah tidak mengemukakan aplikasi hukum-hukum alam yang berlaku pada
situasi yang spesifik. Karangan ilmu pengetahuan yang non-ilmiah itu memuat
praduga, emosi, prasangka, perasaan, dan seterusnya. Kesemuanya adalah fakta
pribadi, yang tidak dapat diperiksa benar tidaknya.
2. Usulan-usulan
berupa terkaan-terkaan dan mengharapkan efek seperti yang dikehendaki penulis.
3. Kadang-kadang
kata-katanya suka diidentifikasi, dan alasan-alasan yang dikemukakan mendorong
atau mengajak pembaca untuk menarik kesimpulan seperti yang dihendaki penulis.
4. Pandangan-pandangan
penulis tidak didukung oleh fakta umum, dan memancing pertanyaan-pertanyaan
yang bernada keraguan.
5. Topiknya
dapat bervariasi, tetapi semua informasi diperoleh dari apa yang dipikirkan
seseorang.
6. Karangan
ilmu pengetahuan yang non-ilmiah itu umumnya berisi usulan-usulan yang
argumentatif. Oleh karena karangan itu ditulis berdasar fakta pribadi, maka
fakta itu tidak mungkin berbicara sendiri.
7. Karangan
yang non-ilmiah itu bersifat persuasifl, berisi keyakinan-keyakinan penulis
yang mendorong pembaca untuk mengubah pendapatnya melalui ajakan, padahal
keyakinan-keyakinan itu sendiri tidak ilmiah.
8. Karena
penulis karangan non-ilmiah itu bermotif mementingkan diri sendiri, maka
penulis sering melebih-lebihkan sesuatu.
Sifat-sifat karangan non-ilmiah itu ada empat macam,
dimana sifat tersebut ditentukan oleh ciri-cirinya sebagai berikut :
1.
Emotif
Ciri-ciri
karangan emotif ialah : informasi sedikit, banyak memakai istilah emotif
seperti aristokratis, ayu, mewah,
terpuji, atau kalimat emotif seperti
: Dengan tulus ikhlas dan dari hati yang
mendalam kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya,
melebih-lebihkan kebenaran, bernada mencari keuntungan, tidak sistematis.
2.
Persuasif
Ciri-ciri
karangan persuasif ialah : penyajian informasi cukup, tetapi penilaian tentang
fakta tidak didukung dengan bukti, banyak bujukan-bujukan untuk meyakinkan
pembaca, ulasan-ulasan tidak berlebihan tetapi tidak tulus, ide-ide disusun
mantik, kata-katanya moderat (tidak emotif) seperti antusias, lebih baik, dan
sebagainya.
3.
Deskriptif
Ciri-ciri
karangan deskriptif adalah : sebagian informatif sebagian lagi imaginatif dan
subjektif, misalnya pemakaian kata-kata saya
merasa, saya menduga, hal itu meyakinkan saya, dan sebagainya, berisi terutama
pendapat pribadinya dan kecenderungannya, mengandung impresi spesifik tentang
sesuatu, bahasanya figuratif dan alami.
4.
Kritik
tanpa dukungan bukti
Ciri-ciri
karangan kritik tanpa dukungan bukti adalah : tidak memuat informasi spesifik,
berisi bahasan dan kadang-kadang celaan mendalam tanpa dukungan pembuktiaan,
berprasangka yang menguntungkan atau merugikan, bahasanya formal, tetapi sering
kali dengan bahasa kasar, pendapat-pendapatnya subjektif dan bersifat pribadi,
kadang-kadang memakai bahasa figuratif.
Karangan Ilmiah Populer
Karangan ilmu pengetahuan dapat disajikan secara ilmiah
teknis tinggi dan dapat pula disajikan secara ilmiah populer. Keduanya memiliki
ciri-ciri yang berbeda. Sasaran pembaca untuk karangan ilmiah tinggi sekelompok
anggota masyarakat prefesional, sedangkan sasaran pembaca karangan ilmiah
populer adalah masyarakat umum yang cara berpikir dan tingkatan berpikirnya
berbeda dari anggota masyarakat prefesional.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karangan ilmiah
populer membicarakan ilmu pengetahuan dengan sasaran pembaca anggota masyarakat
umum yang sering juga disebut masyarakat awam. Oleh karena itu dasar pemilihan
istilah dan teknik penyajian karangan berbeda dari karangan ilmiah teknis
tinggi.
Ciri-ciri
karangan ilmiah populer dapat diringkas
sebagai berikut :
1. Menyajikan
fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam dengan
mengingat tingkat kecerdasan masyarakat umum.
2. Menggunakan
kata-kata sederhana, mudah diidentifikasi dan dari bahasa sehari-hari secara
tepat, dengan susunan kalimat yang memenuhi kaidah bahasa, sehingga mudah
dipahami oleh rata-rata pembacanya.
3. Gaya
bahasanya tidak selalu formal, dan bahasanya sendiri selalu ‘personal’ dan
aktif objektif.
4. Pernyataan-pernyataan
mudah dimengerti. Gagasan-gagasan disusun secara konseptual dan prosedural.
5. Karangan
pengetahuan populer tidak memuat hipotesis, karena mengingat timbangan cara dan
tingkat berpikir masyarakat awam.
6. Tidak
memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada meragukan. Dalam karangan
pengetahuan populer, penulis dapat sampai kepada kesimpulan-kesimpulan setelah
dengan membimbing dan mendorong pembacanya untuk berpikir tentang aplikasinya,
tetapi tetap membiarkan fakta berbicara sendiri.
7. Penyajian
fakta objektif itu sering dibarengi dengan pernyataan sejarah kerja ilmuwan
penemunya, atau deskripsi proses pengamatan secara sederhana, bahkan seringkali
fakta objektif itu diselipkan dalam cerita fiktif.
8. Judul
karangan pengetahuan populer itu selain harus informatif juga harus mudah
ditangkap maksudnya dan dengan cepat menimbulkan imajinasi pada pembacanya.
9. Penjelasan
tentang sesuatu situasi didramatisasikan melalui suatu cerita. Metode
penjelasan biasanya tidak langsung, terutama dalam karangan yang bukan tentang
pengetahuan alam.
10. Penulis
selalu menghimbau perasaan pembacanya agar pembacanya seolah-olah melihat atau
mengalami sendiri situasi yang ditulisnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari
materi yang sudah dijabarkan di atas, kami menyimpulkan bahwa pengetahuan
mengenai karangan sangat penting untuk di mengerti, seperti pada macam, sifat,
dan bentuk karangan yang sering kali sulit dibedakan satu sama lain. Perbedaan
ciri-ciri karangan ilmiah, karangan non-ilmiah, dan karangan populer juga
sangat diperlukan dalam membuat suatu karangan sehingga penulis karangan dapat
mengerti tentang jenis karangan yang ingin dibuatnya dengan menggunakan bantuan
dari ciri-ciri karangan masing-masing. Selain untuk penulis, hal ini juga
penting bagi pembaca karangan untuk memahami suatu karangan melalui jenis
karangannya, sehingga pembaca dapat menikmati apa yang ada di dalam karangan.
Jadi, materi ini sangat dibutuhkan dalam memudahkan setiap orang dalam memahami
suatu karangan, baik itu karangan ilmiah, karangan non-ilmiah, maupun karangan
ilmiah populer.
4.2
Saran
Saran dari kami adalah dalam proses penulisan ataupun
pembacaan suatu karangan harus diperhatikan terlebih dahulu jenis karangannnya,
terutama pada ciri-ciri masing-masing karangan tersebut sehingga dapat
mempermudah penulisan ataupun pembacaan suatu karangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambary, Abdullah. 1983. Bahasa Indonesia : Tata Karangan Ilmiah. Bandung: Djatmika.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 1988. Penulisan Karangan Ilmiah. Ed. 1, Cet. 2. Jakarta: CV Akademika
Pressindo.
Mulyati. 2015. Terampil
Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Edisi pertama. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Sastrohoetomo, Ali. 1981. Karangan Ilmiah : Suatu Penuntun Menulis Laporan dan Skripsi.
Jakarta: Pradnya Paramita.